Welcome To My Blog

Minggu, 06 Juli 2014

Inflasi dan Pengangguran

PENGERTIAN INFLASI DAN PENGANGGURAN

A. Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Kenaikan harga – harga tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Jadi apabila ada kenaikan harga – harga dalam perekonomian yang terjadi hanya dengan kurun waktu tertentu saja, misalnya kenaikan ongkos bus mahasiswa unsri yang semulanya 5000 rupiah menjadi 7000 rupiah pada saat kehabisan bus di kampus, atau ada faktor lain, ini dianggap bukan inflasi melainkan sesuatu yang lumrah terjadi.
Inflasi pada dasarnya merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena inflasi dapat menimbulkan akibat yang buruk pada kondisi ekonomi maupun sosial. Pada kondisi sosial inflasi dapat menyebabkan kemakmuran sebagian golongan masyarakat menjadi menurun. Menurunnya kemakmuran ini karena harga yang meningkat lebih cepat dibandingkan upah atau income (pendapatan) yang diterima oleh masyarakat tersebut. Kemudian, kebutuhan yang biasanya dapat terpenuhi bisa menjadi harus dikurangi karena keterbatasan kemampuan untuk merealisasikannya. Sedangkan pada kondisi ekonomi, inflasi dapat menyebabkan prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Hal ini disebabkan karena inflasi yang tidak dapat dikendalikan cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor, dan meningkatkan impor. Sehingga kecenderungan ini dapat memperlambat prospek pembangunan ekonomi jangka panjang.

a.         Jenis – Jenis Inflasi

1)  Berdasarkan sumber atau penyebab kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk :

a)    Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan biasanya terjadi pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat. Pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat akan menimbulkan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi. Kebutuhan tenaga kerja yang tinggi akan menciptakan pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Pendapatan masyarakat yang meningkat menyebabkan pengeluaran agregat juga semakin meningkat. Meningkatnya pengeluaran agregat ini, tidak sebanding dengan keluaran output barang dan jasa sebagai alokasinya. Sehingga produsen menaikkan harga secara terus – menerus karena masyarakat cenderung berlomba untuk mendapatkan ouput tersebut akibat dari keluaran ouput yang tidak sebanding dengan uang yang akan dikonsumsikan.
Di samping terjadi pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat, Inflasi tarikan permintaan juga dapat berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik secara terus – menerus. Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk menutupi hal tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang atau meminjam uang dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut menyebabkan pengeluaran agregat akan melebihi kemampuan ekonomi tersebut dalam menyediakan barang dan jasa. Maka keadaan ini akan menyebabkan inflasi.

b)   Inflasi Desakan Biaya
Inflasi desakan biaya ini juga disebabkan karena masa perekonomian yang meningkat dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan – perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah dalam perekonomian yang meningkat dengan pesat, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gajih dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi. Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akan menimbulkan kenaikan harga – harga berbagai barang.

c)    Inflasi Diimpor
Inflasi diimpor adalah inflasi yang akan wujud apabila barang – barang impor yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan – perusahaan mengalami kenaikan harga. Apabila barang - barang yang menjadi hal yang vital dalam proses produksi naik harganya maka akan menimbulkan kenaikan akan biaya produksi. Berkenaan dengan itu perusahaan biasanya membuat keputusan untuk mempertahankan perolehan laba dengan cara menaikan harga – harga barang yang diproduksikannya.

2)      Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan :

a)      Inflasi Merayap
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga yang jalannya lambat. Yang digolongkan inflasi ini adalah kenaikan harga – harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen dalam setahun.

b)      Inflasi Sederhana (Moderat)
Inflasi sederhana adalah infalsi yang tingkat kenaikan harga – harganya antara 5 hingga 10 persen per tahun.

c)      Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga – harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau tiga kali lipat dalam masa yang singkat.  Hiperinflasi sering berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk menutupi hal tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang atau meminjam uang dari bank sentral. Pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut akan mempercepat pertambahan pengeluaran agregat. pada umumnya perusahaan tidak mampu menghadapi pertambahan pengeluaran yang berlebihan dan sebagai akibatnya harga menjadi meningkat dengan cepat.

B.     Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja, lalu ingin mendapatkannya tetapi belum memperolehnya. Kemudian apabila seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan, tidak tergolong sebagai pengangguran. Yang tergolong pengangguran adalah hanya bagi mereka yang mencari pekerjaan secara aktif tetapi sukar memperolehnya, sehingga tidak bekerja. Mereka yang tidak bekerja karena tidak secara aktif mencari pekerjaan disebut sebagai pengangguran sukarela. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya yang tidak mau bekerja karena harta orangtuanya tidak habis tujuh keturunan, sebagai contoh pengangguran sukarela.

a.       Jenis – Jenis Pengangguran

1)      Berdasarkan sebabnya :
a)      Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran normal atau Friksional pengangguran sebanya dua atau tiga persen dari tenaga kerja. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik.

b)      Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan yang tidak selalu berkembang dengan teguh dimana ada kalanya pengeluaran agregat tinggi yang menyebabkan inflasi dan ada kalanya pengeluaran agregat rendah yang menyebabkan perusahaan – perusahaan menderita kerugian akibat barang dan jasa yang mereka hasilkan lebih banyak dibandingkan permintaan. Kemudian biasanya untuk menutupi kemunduran ini, perusahaan mengurangi tenaga kerja.

c)      Pengangguran Struktural
Pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan karena perubahan struktur kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemunduran ini disebabkan karena banyak faktor, salah satunya akibat biaya pengeluaran yang sangat tinggi dan tidak mampu bersaing. Maka dari itu untuk menghadapi itu semua, dilakukan perubahan struktur dimana ada sebagian tenaga kerja yang tidak dibutuhkan akibat perubahan ini.

d)     Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan akibat penggantian tenaga manusia oleh mesin – mesin dan bahan kimia, alias adanya perpindahan pengalihan menggunakan teknologi dari biasanya menggunakan tenaga manusia. Hal ini disebabkan karena penggunaan tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena terkesan lebih produktif dan biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk jangka waktu yang panjang. Lalu pengangguran seperti disebut sebagai pengangguran akibat teknologi.

2)      Berdasarkan ciri pengangguran yang berlaku :
a)      Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka  tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat terwujud sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

b)      Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi wujud di sektor pertanian atau jasa.  Yang dikatakan pengangguran tersembunyi adalah kelebihan tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan permintaan akan tenaga kerja tersebut. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar dan mengerjakan luas tanah yang kecil.

c)      Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini biasanya terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Sebaliknya pada musim kemarau, petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu umumnya para petani tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan menuai. Pengangguran seperti ini yang disebut dengan pengangguran bermusim.

d)     Setengah Menganggur
Yang dikatakan setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja yang mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur karena ada kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka menganggur.

PENYEBAB INFLASI
Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang di impor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan dan kegiatan infestasi yang sangat pesat perkembanggannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, secara analitis cukuplah apabila faktor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua faktor berikut:

a.      Inflasi Yang Diakibatkan Oleh Perubahan Dalam PermintaanAgregat
Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation (inflasi karena ditarik permintaan). Dalam inflasi jenis tersebut, kenaikan kurva permintaan agregat menarik tingkat harga keatas. Agar demand-pull inflation dapat terus terjadi maka kurva permintaan agregat harus terus bergeser keatas sepanjang kurva penawaran agregat. Kenaikan Amerika selama akhir tahun1960-an adalah karena demand-pull inflation, yaitu pada saat terjadi pertumbuhan belanja federal untuk perang Vietnam dan perluasan sosial yang menaikkan permintaan agregat.
Kenaikan inflasi permintaan dapat berlaku pada ketika perekonomian menghadapi masalah penganguran yang tinggi maupun pada ketika kesempatan kerja penuh sudah tercapai. Dikebanyakan negara-negara berkembang inflasi tarikan permintaan selalu berlaku, walaupun dalam perekonomian banyak terdapat pengganguran. Keadaan seperti ini dapat terjadi misalnya sebagai defisit angaran belanja pemerintah yang terlalu besar. Devisit seperti ini dibiayai oleh pencetakan uang baru dan akan meningkatakan permintaan agregat permin taan masyarakat. Sedangkan kapasitas produksi berbagai jenis barang ada kalanya mencapai tingkat yang maksimal dan tidak memungkinkan pertambahan produksi dalam keadaan seperti ini inflasi tarikan permintaan akan berlaku.
Apabila suatu perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Inflasi tarikan permintaan akan berlaku apabila permintaan agregat masih tetap berkembang dengan pesat. Pada kesempatan kerja penuh, perekonomian tidak akan mampu menaikkan produksi. Maka permintaan agregat yang terus bertambah akan menyebabkan kenaikan harga-harga. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan permintaan agregat terus berkembang. Defisit dalam anggaran belanja pemerintah merupakan salah satunya, penyebab yang lain adalah ekspor yang terus pesat berkembang (yang menimbulkan kenaikan pendapatan kepada masyarakat dan terus meningkatkan konsumsi rumah tangga dan perbelanjaan agregat), dan sebagai akibat infestasi perusahaan yang semakin meningkat walaupun kesempatan kerja penuh telah tercapai.

b.      Inflasi Yang Diakibatkan Oleh Perubahan Dalam PenawaranAgregat
Inflasi dapat muncul karena penurunan penawaran agregat, contohnya kegagalan panen dan penurunan penawaran minyak menurunkan penawaran agregat selama tahun 1974-1975, sehingga tinggkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-pust inflation. Kenaikan biaya produksi mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga, tetapi penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar cost-pust inflation dapat terus terjadi maka kurva penawaran agregat harus terus bergeser kekiri sepanjang kurva penawaran agregat.
Inflasi seperti ini berlaku pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh. Pada tingkat ini industri-industri telah beroprasi pada kapasitas yang maksimal dan penganguran tenaga kerja sangat rendah. Pada tingkat kegiatan ekonomi ini tenaga kerja cenderung untuk menuntut kenaikan gaji dan upah yang menyebabkan peningkatan fdalam biaya produksi. Biaya produksi juga meningkat sebagai akibat kenaikan harga input seperti biaya pengangkutan, kenaikan sewa bangunan dan kenaikan harga bahan mentah. Kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari berbagai faktor ini akan mendorong para pengusaha menaikan harga-harga barang yang diproduksikannya.

CARA MENGATASI INFLASI
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan
menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan ini meliputi:

a)    Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b)   Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.
c)    Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi Berkurang.
d)   Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.
e)    Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:
a)    Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b)   Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c)    Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:
a)    Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b)   Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.
c)    Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang- barang tertentu.

Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:

Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

Pengelolaan Permintaan Masyarakat

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain. Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja. Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.


Pendapatan Nasional (Tugas Softskill)

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

TUJUAN MEMPELAJARI PENDAPATAN NASIONAL :

-Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
-Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
-Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.

MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPATAN NASIONAL :

-Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
-Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
-Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
-Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

2.    Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan(rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p

3.    Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)

KENDALA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL :
1. Perhitungan ganda (double accounting) dan Nilai Tambah (Value Added)
2. Nominal dan Riil
3. GDP dan GNP
4.Non-market activities