Welcome To My Blog

Selasa, 24 Maret 2015

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif 

            Penalaran deduktif adalah Suatu cara berfikir ilmiah yang bertolak dari pernyataan atau alasan-alasan yang bersifat umum ke pernyataan atau alasan yang bersifat khusus, dengan menggunakan kaidah logika tertentu. Penalaran Deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu, proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Penalaran deduksi tergantung pada premisnya ( proposisi tempat menarik kesimpulan ). Artinya, jika premisnya salah, mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi :
Premis mayor
Premis minor
Contohnya :
Semua makhluk hidup akan mati (premis mayor)
Manusia adalah makhluk hidup (premis minor)
Karena itu, semua manusia akan mati. (simpulan)

kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar dan sebaliknya.

Dengan demikian maka ketepatan penarikkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu:
1) kebenaran premis mayor
2) kebenaran premis minor
3) keabsahan penarikan kesimpulan
Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.
Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari suatu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
Misalnya:
1.    Semua S adalah P . (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:    Semua kucing adalah mamalia. (premis)
                 Sebagian hewan mamalia adalah kucing. (simpulan)
2.    Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
Contoh:    Tidak seekor sapi pun adalah kambing. (premis)
                 Tidak seekor kambing pun adalah sapi. (simpulan)
3.    Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:    Semua macan adalah pemakan daging. (premis)
                 Tidak satu pun macan adalah tidak pemakan daging.(simpulan)
4.    Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:    Tidak seekor pun buaya adalah komodo. (premis)

5.    Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh:    Semua gajah adalah berbelalai. (premis)
                 Tidak satu pun gajah adalah tak berbelalai. (simpulan)
                 Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)

Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir

b. silogisme kategorial
- My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang aktif memiliki KRS.
- Mn : M.Arifin Pangestu adalah mahasiswa Universitas Gunadarma yang aktif.
- K : M.Arifin Pangestu memiliki KRS.

•. Bentuk Gagasan / Penalaran Induktif
• Generalisasi ialah perihal bentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian hal, atau sebagainya.
Contoh dalam paragraph :
Setelah tugas menggambar kelas I B dikumpulkan, ternyata duapuluh anak perempuan menggambar bunga, dua orang anak perempuan menggambar pemandangan, dan satu orang saja menggambar binatang, sedangkan anak laki-laki bermacam-macam.Boleh dikatakan anak perempuan kelas I B cenderung membuat gambar bunga.
Analogi ialah suatu penalaran yang bertolak dari peristiwa khusus mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan apa yang berlaku untuk suatu hal akan bertolak pula untuk hal lain.
Kausalitas (sebab-akibat) ialah memulai suatu penjelasan dari peristiwa atau hal yang merupakan sebab, kemudian bergerak menuju ke suatu kesimpulan sebagai aspek (akibat) terdekat.
Bentuk Gagasan / Penalaran Deduktif
Silogisme ialah menarik kesimpulan dari dua pernyataan(premis) yaitu :
premis umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B
Contoh
PU : Semua makhluk hidup memiliki mata
PK : si Polan adalah makhluk hidup
S : maka si Polan mempunyai mata
b. Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.”


Sumber : https://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
                http://abdurrahman.mwb.im/penalaran-deduktif-dan-penalaran-indukti.xhtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar