Pengertian
Bahasa
Menurut
Linguistik (ilmu yang mempelajari bahasa) yang dimaksudkan dengan bahasa ialah
sistem tanda bunyi yang di sepakati untuk dipergunakan oleh para anggota
kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Dari definisi tersebut perlu di jelaskan dan di uraikan
sebagai berikut.
Pertama, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu
sejumlah unsur yang terkumpul secara beraturan. Seperti halnya sistem-sistem
lain, unsur-unsur bahasa “diatur” seperti pola-pola yang berulang sehingga
kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak. Misalnya, bila kita menemukan
bentuk seperti :
Berangkat … kantor
Ibu tinggal … rumah,
Dengan
segera dapat kita duga bagaimana bunyi kalimat itu secara keseluruhan. Sifat
itu dapat dijabarkan lebih jauh dengan mengatakan bahwa bahasa itu sistematis,
artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang terkombinasi
dengan kaidah-kaidah yang dapat disatukan, disamping itu, bahasa juga sistemis
artinya bahasa itu bukanlah sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari
beberapa subsistem. Yakni subsistem fonologi, subsistem gramatika, dan subsistem leksikon.
Kedua, bahasa adalah sebuah sistem tanda
atau simbol-simbol tertentu. Misalnya kata “rumah” menggambarkan hakikat
sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu yang menimbulkan
reaksi yang sama bila orang menanggapi(melihat,mendengar, dan sebagainya).
Tegasnya, bahasa itu bermakna, artinya bahsa itu berkaitan dengan segala aspek
kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang memakainya.
Ketiga, bahasa adalah sistem bunyi. Pada
dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan sifatnya
sekunder, karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar
menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat
menuliskannya.
Keempat, supaya orang dapat bekerja
sama dan berkomunikasi, bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan. Artinya,
sesuatu diberi makna di dalam bahasa tertentu karena demikianlah kesepakatan
pemakai bahasa itu. Para pengguna hanya tinggal mempelajarinya.
Kelima, bahasa bersifat produktif.
Artinya, sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas bahasa dapat
dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Bahasa Indonesia, misalnya,
mempunyai fonem/huruf kurang dari 30,
tetapi mempunyai kata lebih dari 80.000 yang mengandung fonem-fonem itu. Dengan
fonem-fonem itu masih mungkin diciptakan kata-kata baru. Dari sudut pertuturan,
bahasa Indonesia hanya mempunyai 5 tipe kalimat, yakni pernyataan, pertanyaan,
perintah, keinginan dan seruan, tetapi dengan kelima tipe itu kita dapat
menyusun kalimat Indonesia yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan.
Keenam, Bahasa bersifat unik.
Artinya, tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam
bahasa lain. Bahasa Jawa mempunyai sekitar 100 kata untuk menyebutkan anak dari
berbagai binatang yang tidak ada dalam bahasa lain. Bahasa inggris mempunyai
lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal
dalam bahasa lain.
Ketujuh, kebalikan dari hal yang
diungkapkan sebelumnya, ada pula sifat-sifat bahasa yang dipunyai oleh bahasa
lain, sehingga ada sifat universal, ada pula yang hamper bersifat universal.
Hal ini misalnya kita lihat dalam bahasa Indonesia. Salah satu cirri bahasa
Indonesia ialah bahwa konfiks ke-an
hanya dapat bergabung dengan sebanyak-banyaknya dua bentuk, seperti:
tidak
pasti Ketidakpasian
salah paham menjadi kesalahpahaman,
dan
sebagainya. Ini mungkin sifat unik dalam bahasa Indonesia.
Kedelapan, bahasa mempunyai
variasi-variasi karena bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerja
sama dan berkomunikasi, dan karena kelompok manusia itu banyak ragamnya terdiri
dari laki-laki, perempuan, tua, muda, ada yang bersekolah dan ada yang tak
pernah bersekolah. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita
berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan
yang berpendidikan tinggi dengan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan.
Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dan orang dewasa tentu jauh
berbeda. Berinteraksi dalam berbagai lapangan kehidupan, dan yang mempergunakan
bahasa untuk berbagai keperluan. Setiap manusia mempunyai kepribadian sendiri,
dan hal ini yang paling nyata menonjol dalam hal berbahasa. Tiap orang, secara
sadar atau tidak, mengungkapkan cirri khas pribadinya dalam bahasanya sehingga
bahasa tiap orang pun mempunyai cirri khas yang sama sekali tidak sama dengan bahasa
orang lain.
Kesembilan , dengan bahasa suatu
kelompok sosial juga mengidentifikas dirinya. Diantara semua ciri budaya,
bahasa adalah cirri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa tiap
kelompok social merasa diri sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain.
Bagi kelompok-kelompok sossial tertentu. Seperti halnya di Indonesia terdapat
berbagai macam suku, setiap suku memiliki bahasa yang berbeda dan bahasa
kesatuannya yaitu Bahasa Indonesia. Karena setiap suku memiliki bahasa yang
berbeda, dengan adanya bahasa kesatuan maka setiap suku yang berbeda akan
saling memahami.
Kesepuluh,
karena digunakan manusia yang mempunyai cirinya sendiri untuk berbagai
keperluan, bahasa mempunyai fungsi. Fungsi
bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jadi tidak hanya
mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam
mengekpresikan estetika, rasa sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal
ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu
mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide. Fungsi itu bergantung pada
faktor-faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang siapa, di mana, bilamana,
berapa lama, untuk apa dan dengan apa bahasa itu di ujarkan.
sumber : Buku Pesona Bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar